- Pelaksana Undian Berhadiah Sruput rejeki 3
- Undian Sruput Rejeki Torabika Duo Tahap Dua ,Kamu Beruntung?
- Undian Sruput Rejeki Torabika Duo Tahap Dua Senilai Total Rp 500 Juta Mulai Digelar, Kamu Beruntung?
- Menang Undian Umroh Sruput Rejeki Torabika Tora Susu, Ingin Berangkat Bareng Istri
- Sruput Rejeki Torabika Susu
- PT Mayora Indah Harumkan Indonesia di Ajang ASEAN Business Award 2020
- Kopiko, Lebih Dari Sekedar Permen Kopi
- Pelepasan Kontainer Ekspor ke-250.000 Mayora Group oleh Presiden RI
- KEMENDAG RI Lepas Kontainer Ekspor Mayora Group
- Kunjungan Kerja KEMENPERIN RI ke Pabrik Jayanti Mayora Group
Bahaya Mendiagnosis Penyakit di Internet

Apakah Anda mengunjungi "dokter Google" lebih sering dari dokter di klinik? Anda tidak sendiri. Dalam sebuah survei tahun lalu di Amerika diketahui bahwa 35 persen responden mencocokkan gejala penyakitnya di internet dan mendiagnosis dirinya sendiri.
Masih menurut survei yang dilakukan The Pew Research Center's Internet & American Life Project itu, sekitar 41 responden mengatakan diagnosis sendiri itu ternyata dikonfirmasi kebenarannya oleh dokter.
Tetapi, sekitar satu dari tiga responden mengaku tidak pernah pergi ke dokter untuk mencari opini kedua. Malahan, 18 persen responden mengatakan bahwa upaya mendiagnosis sendiri itu ternyata salah ketika ditanyakan ke dokter.
Baca Lainnya :
- Makanan Penyumbang KegemukaN0
- Apakah dia mengalami Depresi? Cek Bicaranya0
- Cokelat Hitam Turunkan Tekanan Darah0
- Orang Beriman Kondisi Fisik n Mentalnya Lebih Sehat0
- 4 Alasan Kenapa Memaafkan Penting Bagi Kesehatan0
Meski survei yang melibatkan 3.000 responden itu sebenarnya dilakukan untuk mengetahui siapa yang mencari informasi kesehatan secara online, tetapi para profesional medis merasa khawatir dengan tren itu.
"Rata-rata tiap orang mengunjungi empat situs lalu memutuskan ia menderita kanker dan akan segera meninggal. Padahal, di internet banyak informasi yang keliru," kata Rahul K Khare, dokter unit gawat darurat dari Northwestern Memorial Hospital.
Menurut Khare, ia sering menemukan pasien yang hidupnya menjadi penuh kecemasan karena mereka merasa menderita penyakit berat setelah mencocokkan gejala yang dirasakannya dengan informasi di internet. (sumber: kompas.com)
